(Pemuda dan Sosialisasi)
Mahasiswa adalah kelompok pelajar yang
bisa dikatakan sebagai golongan terdidik, karena mampu untuk mengenyam
pendidikan tinggi, di saat sebagian yang lain dalam usia yang sama masih
bergelut dengan kemiskinan dan keterbatasan biaya dalam mengakses pendidikan,
terutama pendidikan tinggi. Predikat tersebut tentulah dapat disinonimkan bahwa
mahasiswa merupakan kaum intelektual, yang mempunyai basis keilmuan yang kuat
sesuai dengan jurusan yang diambil masing-masing mahasiswa, yang berarti
kemampuan akademik mahasiswa dapat diandalkan sebagai salah satu asset negara
ini. Tetapi, mahasiswa juga merupakan sebuah entitas social yang selalu
berinteraksi dengan masyarakat dari segala jenis lapisan, sehingga dalam hal
ini mahasiswa pun dituntut untuk memainkan peran aktif dalam kehidupan social
kemasyarakatan. Pada masa 1990 sampai 2000-an demonstrasi masih marak di
berbagai tempat. Pada masa itu mahasiswa dan pemuda menyebutkan dirinya sebagai
Gerakan Moral. Sedangkan pada mahasiswa yang lain gerakan mahasiswa menyebutkan
dirinya sebagai gerakan Politik. Mahasiswa menjadi pecah dan terkadang
pragmatis, tidak menjadi rahasia umum lagi mahasiswa dibayar untuk
berdemonstrasi. Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih
sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Pada saatnya nanti sewaktu
mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang
relatif sama dengan warga yang lain.
Dasar Pemikiran neoliberalisme “pasar
adalah tuan dan negara adalah pelayan” salah satu contoh yang paling baru
mengenai kekalahan negara/pemerintah terhadap pasar adalah harga minyak yang
naik. Paradigma pasar mengubah cara berpikir dan persepsi masyarakat. Dominasi
kapitalisme memutarbalikkan hubungan antara masyarakat (sosial) dan Pasar
(ekonomi) (Polanyi, 1957). Pada awal beroperasinya kapitalisme, pasar merupakan
bagian dari masyarakat. Operasionaliasi norma-norma pasar berakar dan dibatasi
norma sosial, kultural, dan politik. Masyarakat merupakan pemegang kunci dalam
hubungan sosial dan ekconomi. Tapi ketika kapitalisme mendominasi, keberadaan
pasar telah berbalik 180 derajat, masyarakatlah yang menjadi bagian dari pasar.
kehidupan sehari-hari pun direduksi menjadi bisnis dan pasar. Dampak langsung
yang bisa dirasakan semenjak kenaikan BBM tahun 2005 antara lain terjadi
inflasi, daya beli masyarakat menurun, kesehatan masyarakat menurun (kekurangan
gizi), angka anak putus sekolah (drop out), angka kematian anak, pengangguran
dan kemiskinan meningkat, sehingga munculnya kerentanan sosial. Keadaan
tersebut dapat mengakibatkan kemungkinan terjadinya generasi yang hilang (the
lost generation) ungkapan yang telah nyaris menjadi klise, jika persoalan anak
dan orang muda tidak dapat diatasi dengan baik khususnya di sektor Gizi dan
kesehatan serta pendidikan, maka kita akan kehilangan sebuah generasi. Kehilangan
generasi mempunyai implikasi yang luas mereka mungkin tidak akan mampu
menyisakan pendapatannya untuk memperbaiki kesejahteraanya sendiri hingga
lingkaran setan pun terjadi karena Gizi yang rendah, prestasi sekolah yang
pas-pasan, kemungkinan anak akan drop- out dan harus mempertahan kan hidup dan
pengangguran.
Secara tidak sadar namun perlahan tapi
pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum
yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi
malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran
tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah. Sarana tempat hiburan tumbuh
pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena
hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda
membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang
semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di
perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih
positif. Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja,
pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi
(pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan
terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa
Indonesia.
Masyarakat
membutuhkan peran sertapemuda untuk kemajuan bersama.
Pemuda adalah tulang punggung
masyarakat. Generasi tua memilki keterbatasan untuk memajukan bangsa. Generasi
muda harus mengambil peranan yang menentukan dalam hal ini. Dengan semangat
menyala-nyala dan tekad yang membaja serta visi dan kemauan untuk menerima
perubahan yang dinamis pemuda menjadi motor bagi pembangunan masyarakat.
Sejarah membuktikan, bahwa perubahan hampir selalu dimotori oleh kalangan muda.
Sumpah Pemuda, Proklamasi, Pemberantasan PKI, lahirnya orde baru, bahkan
peristiwa turunnya diktator Soeharto dari singgasana kepresidenan seluruhnya
dimotori oleh kaum muda. kaum muda pula yang selalu memberikan umpan balik yang
kritis terhadap pongahnya kekuasaan.
Sudah 60 tahun lebih bangsa Indonesia
merdeka, sistem pendidikan telah dibaharui agar mampu menjawab berbagai
perubahan diseputaran kehidupan umat manusia. Tetapi selesai kuliah barisan
penganggur berderet-deret. Para penganggur dan setengah penganggur yang tinggi
merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya, mereka menjadi beban keluarga dan
masyarakat, sumber utama kemiskinan yang dapat mendorong peningkatan keresahan
sosial dan kriminal dan penghambat pembangunan dalam jangka panjang.
Sumber
:
·
http://cahyamenethil.wordpress.com/2010/11/09/sosialisasi-dan-pemuda/.
Diakses : 14 Oktober 2015
·
http://pemuda-dan-sosialisasi.blogspot.co.id/.
Diakses : 14 Oktober 2015
·
http://ajinovyanw.blogspot.co.id/2011/10/bab-4.html.
Diakses : 14 Oktober 2015