(Individu, Keluarga, Dan Masyarakat)
Berdasarkan
sensus penduduk tahun 2010 Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar
237.641.326 juta jiwa, menjadikan negara ini negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah sehingga
diproyeksikan pada tahun 2015 penduduk Indonesia berjumlah 255 juta jiwa hingga
mencapai 305 juta jiwa pada tahun 2035. Pulau Jawa merupakan
salah satu daerah terpadat di Indonesia.
Timbulnya perpindahan penduduk dari desa ke kota disebabkan
oleh dua faktor, yaitu faktor pendorong dari desa dan faktor penarik dari kota.
Kota-kota yang menjadi tujuan para penduduk sebagian besar adalah Jakarta,
Surabaya, Bandung, dan Medan dikarenakan kota-kota tersebut pembangunan
infrastruktur dan pertumbuhan ekonominya sangat pesat. Selain itu, keempat kota
tersebut juga merupakan empat kota terbesar di Indonesia. Besarnya pendatang di
sekitar Kota Yogyakarta, Solo, dan Denpasar dikarenakan ketiga kota tersebut
berfungsi sebagai kota pendidikan, kebudayaan, dan pariwisata dalam skala
internasional. Selain itu, sebagian besar ibukota provinsi di Indonesia juga
menjadi lokasi yang cukup banyak dituju oleh para pendatang. Hal tersebut
dikarenakan ibukota provinsi merupakan pusat dari kegiatan pemerintahan,
perekonomian, dan pelayanan jasa dalam skala provinsi.
Fenomena perpindahan penduduk yang dialami oleh kota-kota
besar di Indonesia adalah kesalahan dari para perencana pembangunan yang lebih
banyak mengonsentrasikan pembangunan ekonomi pada kawasan perkotaan daripada
pengembangan sektor pertanian di pedesaan, dengan alasan pembangunan ekonomi
perkotaan mampu memajukan perekonomian negara. Padahal, masyarakat di Indonesia
masih bergantung pada sektor pertanian. Urbanisasi di Indonesia paling banyak
terjadi setelah musim lebaran, dimana para pendatang yang mudik pada saat
lebaran, mengajak sanak keluarga atau tetangganya di kampung halaman untuk ikut
berhijrah ke kota besar. Selain itu, para pemudik biasanya menceritakan
kehidupan di kota-kota besar. Ketika ke kampung halaman, para pemudik juga
kerap membawa oleh-oleh berupa uang yang banyak dan barang yang bagus, sehingga
membuat banyak masyarakat perdesaan dan kota-kota kecil semakin tertarik untuk
hijrah ke kota-kota besar.
Ada
beberapa dampak yang ditimbulkan akibat perpindahan penduduk ke kota-kota besar
yang diantaranya adalah pertumbuhan jumlah kendaraan yang sangat cepat
(yang diakibatkan oleh semakin bertambahnya jumlah penduduk di kota-kota besar)
dan lambatnya pertambahan infrastruktur jalan dan kendaraan umum, membuat arus
lalu lintas semakin padat. Terutama ketika masyarakat mulai berangkat kerja dan
sekolah pada saat pagi hari dan saat pulang dari aktivitas tersebut ketika sore
dan malam hari. Derasnya arus perpindahan penduduk yang tak diimbangi dengan
kemampuan kota besar dalam menyediakan lapangan pekerjaan formal serta
keahlian para pendatang itu sendiri, membuat sebagian pendatang cukup kesulitan
dalam memperoleh pekerjaan yang layak. Sehingga sebagian dari mereka menganggur
dan yang lainnya hanya bisa memperoleh pekerjaan nonformal dengan penghasilan yang
tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari. Seperti tukang becak, pembantu
rumah tangga, pedagang asongan, pedagang kaki lima, pengemis, pengamen,
pemulung, gelandangan, dan lain-lain. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang
melakukan tindak kriminal yang meresahkan masyarakat. Seperti pencopetan,
pencurian, dan perampokan.
Selain dampak negatif ada juga dampak positif yang ditimbulkan akibat perpindahan penduduk
ke kota-kota besar yaitu mengubah cara berpikir masyarakat. Yang mana
masyarakat pedesaan dalam bertingkah laku dan mengambil tindakan selama ini,
biasanya lebih didasarkan pada nilai dan norma yang berlaku di pedesaan.
Masyarakat pedesaan yang merantau ke kota-kota besar, dalam mengambil tindakan
dan bertingkah laku, akan lebih banyak didasarkan pada rasio
(logika). Masyarakat yang merantau ke kota-kota besar masing-masing
membawa berbagai macam kebudayaan. Termasuk kuliner maupun cinderamata khasnya.
Apabila para perantau di kota besar tersebut menjual kuliner dan cinderamata
khas daerah asalnya, bukan tidak mungkin masyarakat luas akan semakin mengenal
daerah tersebut.
Ada beberapa
solusi yang bias diterapkan untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan
oleh perpindahan penduduk. Program pemberdayaan masyarakat desa juga termasuk
salah satu upaya untuk mengurangi laju urbanisasi. Program tersebut
sesungguhnya telah dilakukan oleh pemerintah saat ini, salah satu contohnya
adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri
Perdesaan). PNPM Mandiri Perdesaan diresmikan pada tahun 2007 dan menjadi
program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air. Sasaran dari program
tersebut adalah masyarakat miskin di pedesaan. Pembiayaannya berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD), dan dana pinjaman/hibah dari luar negeri. Dampak dari adanya
program pemberdayaan masyarakat desa antara lain: kesempatan usaha dan lapangan
pekerjaan di perdesaan semakin luas; belanja rumah tangga di perdesaan semakin
meningkat; akses menuju ke kota, pusat pelayanan jasa, dan sumber air bersih
semakin mudah; serta kaum perempuan semakin berdaya sehingga laju perpindahan
penduduk bisa ditekan.
Sumber :
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Demografi_Indonesia.
Diakses : 13 Oktober 2015
· http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-penyebab-dampak-urbanisasi.html.
Diakses : 13 Oktober 2015
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Urbanisasi.
Diakses : 13 Oktober 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar