(Pertentangan
Sosial dan Integrasi Masyarakat)
Tawuran adalah suatu tindak
kekerasan yang dilakukan suatu kelompok atau warga dalam rangka menyerang atau
berkelahi dengan warga lain. Tawuran juga sering menggunakan benda-benda tumpul
maupun benda tajam untuk melukai maupun menghajar warga lain. Tawuran antar
warga dalam banyak sering menimbulkan
korban jiwa, luka-luka dan kerugian harta benda.
Penyebab tawuran dapat disebabkan
oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini yaitu
perseorangan yang tidak bisa menyesuaikan diri di lingkungannnya, khususnya
satu keluarga yang tidak bisa adaptatif dengan lingkungannya. Kasus tawuran
antar warga ada yang disebabkan pribadi dalam keluarga. Suami istri yang tidak
bahagia suka konflik menyebabkan anak-anaknya kehilangan jati diri dan menjadi
bengalyaitu tidak mengindahkan orang tua dan melawan. Akhirnya sifatnyapun
terbawa-bawa keluar sehingga ikut melakukan aksi tawuran.
Faktor eksternal
dapat dibagi lagi menjadi beberapa penyebab, diantaranya:
1. Faktor Lingkungan.
Yaitu faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku seseorang.
Lingkungan padat, kumuh dan miskin bisa menyebabkan seseorang cepat emosional
dan marah.
2. Faktor Pengangguran.
Warga yang tidak ada pekerjaan berpotensi melakukan
banyak masalah sebab mereka mempunyai banyak waktu luang. Keadaan ini memicu
berbagai isu dan persoalan untuk melakukan aksi tawuran.
3. Faktor Kemiskinan.
Warga miskin yang tinggal di kawasan padat dan kumuh, dengan
mudah bisa disulut untuk melakukan tawuran. Tempat tinggal yang sempit disiang
hari terasa panas dan menyengat menyebabkan mereka menjadi temperamental. Persoalan
kecil saja bisa menjadi pemicu tawuran. Apalagi kalau ada yang mendanai
kegiatan tawuran.
4. Rebutan Lahan Ekonomi.
Konflik antar warga yang paling sering terjadi adalah
perbutan sumber ekonomi misalnya yang terjadi di Jalan Kamal Raya, Cengkareng.
Lahan kosong seluas hampir dua kali lapangan sepak bola tiba-tiba dijaga salah
satu kelompok yang mau menguasai lahan tersebut ehingga menimbulkan reaksi dari
pihak lain.
Tawuran masih dapat dicegah agar tidak terjadi lagi dimasa yang akan
datang. Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya tawuran kembali.
1. Ajarkan cinta dan
penghayatan ajaran agama dirumah.
Sumber
utama timbulnya tawuran dan segala macam kejahatan bermula dari keluarga.
Keluarga yang baik, dimana ajaran agama dipahami dan diamalkan dengan baik,
hampir tidak pernah kedengaran menimbulkan masalah dalam keluarga, di sekolah,
di masyarakat dan bahkan dalam Negara.
2. Jadikan sekolah pusat
pembinaan generasi muda.
Sekolah
memiliki fungsi, peran dan tugas mulia, tidak hanya mendidik anak-anak didik
supaya menjadi cerdas dan berilmu, tetapi juga memiliki akhlak mulia, cinta kepada
Allah sebagai Sang Pencipta, kepada kedua orang tua, guru, karyawan dan
teman-teman sekolah di dalam dan di luar sekolah.
3. Pandu anak-anak memilih
teman bergaul.
Lingkungan
pergaulan turut menentukan perilaku dan akhlak seorang anak. Orang tua suka
tidak suka dan mau tidak mau, harus memandu dan mengarahkan anak-anaknya supaya
bergaul dengan anak-anak dari keluarga yang baik-baik, dalam arti mengamalkan
ajaran agama, cinta kasih kepada Allah, kedua orang tua, dan sesama manusia.
Orang tua harus tegas melarang anak-anaknya untuk bergaul dengan sembarang
orang, kalau tidak ingin anaknya terjerembab ke lembaga kejahatan termasuk
tawuran.
4. Lakukan penyuluhan
berkesinambungan.
Untuk
mencegah supaya manusia tidak selalu tidak baik, maka diperlukan penyuluhan
yang berkesimbangungan. Penyuluhan sebagai sarana pencerahan, penyadaran dan
tukar-menukar pandangan dan pikiran sangat diperlukan, agar manusia kembali
sadar (eling) dan waspada.
5. Ajak Dialog dan Beri Ruang
Apresiasi.
Untuk
mendekati anak-anak dan generasi muda termasuk untuk mencegah terjadinya
tawuran, tidak punya pilihan kecuali sering menggelar dialog untuk mendengar
apa maunya mereka.
Selain itu, untuk mencegah tawuran, anak-anak muda terutama
pelajar dan siswa, harus diberi apresiasi, sarana prasarana dan dana supaya
mereka bisa mengekspresikan bakat dan minat. Dengan adanya berbagai kesibukan,
maka mereka tidak punya waktu untuk tawuran.
Mencegah tawuran lebih baik daripada mengatasi tawuran. Untuk
bisa mencegah terjadinya tawuran, maka berbagai penyebab tawuran seperti rumah
tangga yang bobrok dan tidak harmonis, sekolah yang tidak menjadi pusat
pencerahan, penyadaran, pembinaan dan pembentukan manusia terdidik dan
berakhlak mulia yang mencintai Allah, kedua orang tua, para guru, karyawan dan
masyarakat, harus menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi pemerintah DKI Jakarta, dan
seluruh masyarakat untuk dibenahi.
Selain itu, faktor lingkungan yang mempengaruhi terjadinya tawuran
harus mendapat perhatian, dengan memandu dan mengarahkan para remaja dan
generasi muda serta setiap orang supaya tidak bergaul dengan orang yang tidak
baik dan rusak akhlaknya. Pengawasan kepada mereka diperlukan dalam rangka
melindungi mereka agar tidak terkontaminasi dengan berbagai prilaku dan akhlak
yang bejad.
Oleh karena kesadaran setiap orang terlebih lagi para remaja
dan kaum muda, selalu berubah sesuai dengan kondisi dan lingkungan, maka sangat
penting adanya penyuluhan yang terus-menerus dan berkesinambungan. Disamping
itu, para remaja dan generasi muda, harus diberi apresiasi dan dorongan untuk
berprestasi sesuai bidang yang diminati dengan menyediakan sarana dan prasarana
yang diperlukan.
Dengan memberi peluang dan kesempatan untuk melakukan
berbagai aktivitas yang positif dan konstruktif, maka energy berlebih yang
dimiliki para remaja dan kaum muda, tersalur secara baik, sehingga potensi
untuk melakukan tawuran dan segala macam bentuk kejahatan, insya Allah akan
berkurang dan pada akhirnya akan lenyap.
Referensi: