My Music

Minggu, 30 November 2014

Manusia dan Penderitaan

MANUSIA DAN PENDERITAAN

Penderitaan merupakan realitas dunia dan manusia. Peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Karena penderitaan yang banyak jenisnya. Ada yang mendapat hikmah yang besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kehancuran dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain.
Semua orang pasti pernah mengalami sebuah penderitaan, entah itu penderitaan fisik, penderitaan batin, penderitaan materi atau apapun itu, tetapi sikap setiap orang untuk menghadapi sebuah penderitaan berbeda-beda. Ada yang bersikap pasrah dan tidak menerima keadaan itu tetapi ada juga yang bersikap menerima dan berusaha untuk memperbaiki keadaan yang ada agar penderitaan itu berakhir. Sikap itu lah yang membedakan taraf kesabaran manusia.
Ada satu hal yang menjadi pintu gerbang yang menjadi penentu keberhasilan seseorang. Hal yang dimaksud adalah mental. Setiap jiwa manusia memiliki mental dan mental itulah yang membuat bergeraknya perbuatan manusia. Kualitas seseorang akan semakin berkualitas apabila orang tersebut memiliki mental yang baik tetapi akan terjadi sebaliknya jika seseorang tidak memiliki mental yang baik maka orang tersebut akan mengalami sebuah jalan hidup yang tidak menyenangkan bahkan dapat memancing sebuah penderitaan. Hal yang paling berbahaya adalah apabila kita sudah mengalami kekalahan mental. Kekalahan mental dapat terjadi apabila kita tidak mampu menerima suatu keadaan yang sedang terjadi didalam diri kita. Kekalahan mental yang terjadi didalam diri seseorang maka orang tersebut tidak akan dapat menyelesaikan seluruh masalah yang sedang dihadapinya dan orang tersebut dapat menjadi menderita dengan hidupnya. Oleh sebab itulah mental sangat berperan penting dalam kehidupan seseorang.

A. Definisi Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta yaitu dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? penderitaan fisik yagn dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis,penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikik yang dihadapinya.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya? . Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan.
Dalam diri manusia itu ada cipta, rasa dan karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik karsa maupun rasa selalu ingin dipuaskan. Karena selalu ingin dilayani, sedangkan rasa selalu ingin dipenuhi tuntutannya. Baru dalam keduanya menemukan yang dicarinya atau diharapkan manusia akan merasa senang, merasa bahagia.
Apabila karsa dan rasa tidak terpenuhi apa yang dimaksudkan, manusia akan mendatangkan rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu, yaitu rasa takut. Rasa takut itu justru sudah menyelinap dan datang menyerang kita sebelum bencana atau bahaya itu datang menyerangnya. Kedua rasa itu termasuk penyakit batin manusia, maka usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu sendiri, rasa kurang itu muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak lain.
Faktor – faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan faktor eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Factor ini dapat dibedakan atas dua macam, yaitu eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab yang benar – benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat ulah manusia yang bersangkutan.

B. Sebab-Sebab Penderitaan

Penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
a. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaab / azab tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab tuhan. Namun kesabaran, tawakal dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
b. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk.
Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menjadi menderita, misalnya pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap dan disiksa oleh majikanya seharusnya majikan yang biadab itu diganjaran dengan hukuman penjara oleh pengadilan negri supaya perbuatan itu dapat di perbaiki dan pembantu yang telah menderita itu bisa dipulihkan. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkuangan juga menyebabkan penderitaan manusia, misalnya musibah banjir dan tanah longsor bermula dari penghunian liar di hutan lindung, kemudian pohon-pohot dibabat menjadi tandus dan gundul oleh manusia penghuni liar itu. Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banjir, ratusan rumah hancur

C. Penderitaan, Media Massa, dan Seniman

Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang. dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet, Meletusnya gunung galunggung,perang Irak-Iran.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikiaan dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan dan sukarelawan berupa material atau tenaga untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan mereka dari musibah ini. Bantuan-bantuan ini dilakukan secara perseorangan ataupun melalui organisasi-organisasi sosial, kemudian dikirimkan atau diantarkan langsung ke tempat-tempat kejadian dan tempat-tempat pengungsian.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakt. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bemama Arie Hangara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul “Arie Hangara”.

D. Pengaruh Penderitaan

Dapat berupa kekecewaan, duka, kesedihan, kekacauan hati dan fikiran. Pengaruh penderitaan juga dapat berupa perubaahn pola berfikir seseorang, perubahan tingkah laku, serta pandangan hidup seseorang. Tidak dapat dipungkiri jika suatu penderitaan yang di alami oleh setiap orang, masih banyak yang berpandangan bahwa penderitaan hanya membawa dampak buruk atau pengaruh buruk bagi mereka. Tanpa disadari jika mereka berusaha berfikir dan menggali makna dari penderitaan tersebut sebenarnya memiliki suatu arti berupa pelajaran bagi setiap individu tersebut.

E. Penderitaan dan Perjuangan

Penderitaan pasti di alami oleh setiap individu. Namun, jika individu tersebut tidak mencoba berjuang untuk bangkit dari keterpurukan, hanya depresi dan kekalutan yang akan terus dirasakan. Salah satu cara untuk terlepas dari keterpurukan adalah dengan cara berjuang melewati keterpurukan tersebut. Tetapi, ingin berjuang untuk bangkit dari keterpurukan atau tidak, itu tergantung dari setiap individu itu sendiri yang mengalami penderitaan tersebut.
Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, selelu berfikir positif, dan tetap bersemangat menjalani kehidupan, merupakan contoh-contoh tindakan untuk terlepas dari hal-hal atau dampak suatu penderitaan. Walaupun tidak mudah untuk bangkit dari penderitaan, namun jika terus berjuang, terus mencoba untuk bangkit pasti akan dapat terlepas dari dampak penderitaan tersebut.

F. Siksaan

Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan.
Berikut empat macam siksaan bersifat psikis :
· Kebimbangan, siksaan ini terjadi ketika manusia sulit untuk menentukan pilihan yang mana akan meraka ambil dan mereka tidak ambil. Situasi ini sangat membuat psikis manusia tidak stabil dan butuh pertimbangan yang amat sangat sulit.
· Ketakutan, adalah suatu reaksi psikis emosional terhadap sesuatu yang ditakuti oleh manusia.
· Rasa takut ini dapat menimbulkan traumatik yang amat mendalam. Dampaknya manusia bisa kehilangan akal pikirannya dan membuat manusia berkejatuhan mental.
· Kesepian, merupakan perasaan sepi yang amat sangat tidak diinginkan oleh setiap manusia. Pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk yang bersosial ,hidup bersama dan tidak hidup seorang diri.Faktor ini dapat mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan merupakan siksaan paling mendalam yang menimpa rohani manusia.
Contoh-contoh siksaan diantaranya:
1. Neraka
Berbicara tentang neraka, kita selalu ingat kepada dosa. Juga terbayang dalam ingatan kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit dan penderitaan yang hebat. Jelaslah bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan terdapat hubungan yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Empat hal itu merupakan rangkaian sebab-akibat.
Manusia masuk neraka karena dosanya. Oleh karena itu, bila kita berbicara tentang neraka tentu berkaitan dengan dosa. Berbicara tentang dosa juga berbicara tentang kesalahan.
2. Rasa sakit
Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu penyakit. Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat menghindarkan diri darinya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter sekalipun.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibat. Karena siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit, orang menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.

G. Kekalutan mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar. Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental
adalah :
· Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
· Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
· Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita bais jasmana maupun rokhani
· Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
· Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
a)      Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan social
b)      Terjadinya konflik sosial budaya
c)      Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
Bentuk frustasi antara lain :
1.      Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
2.      Agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
3.      Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain.
4.      Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan.
5.      Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting.
6.      Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain.
7.      Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya.
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1.      Orang yang terlalu mengejar materi
2.      Anak-anak muda usia
3.      Wanita
4.      Kota – kota besar
5.      Orang yang tidak beragama

Manusia dan Pandangan Hidup

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

A.   PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP

Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan,pedoman,harapan,petunjuk hidup di dunia.pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pengalaman manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Pandangan hidup timbul melalui proses lama dan terus menerus,sehingga  hasil pemikiran itu dapat di uji kenyataannya.hasil pemikiran itu dapat di terima oleh akal,sehingga dapat diterima oleh akal.
Pangan hidup banyak sekalli macamnya dan ragamnya.akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
·         Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya
·         Pandangan hidup  yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut
·         Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya
Pandangan hidup oada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita,kebajikan,usaha,keyakinan/kepercayaan. cita-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat di dapat dengan usahan dan perjuangan.kebajikan yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur,bahagia,damai,tentram.usaha/perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi kepercayaan/keyakinan.keyakinan/kepercayaan dapat diukur dengan kemampuan akall,kemampuan jasmani dan kepercayaan pada tuhan.
B.   CITA-CITA

Menurut kamus besar bahasa Indonesia ,yang disebut cita-cita adalah keinginan,harapan,tujuan yang selalu ada dalam pikiran.apabila cita-cita tidak mungkin atau belum terpenuhi disebut angan-angan.seseorang dapat mencapai cita-cita hal itu tergantung dari 3 faktor yaitu:
·         Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualias manusiannya.ada orang yang tidak berkemauan sehingga apa yang di cita-citakan hanya khayalan saja.sebaliknya dengan anak yang berkemauan keras ingin mengejar cita-citanya,cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainnya.
·         Faktor kondisi  yang mempengaruhi  tercapainnya cita-cita,pada umumnnya  dapat disebut yang mnenguntungkan dan menghambat.
·         Fakotr tingginya cita-cita yang merupakan faktor krtiga dalam mencapai cita-cita.ada pepatah mengatakan”bayang-bayang setinggi badan” artinya mencapapai cita-cita dengan kemampuan dirinya,anjuran ini mennybabkan seseorang secara bertahap mendapat apa yang diidam-idamkan.

C.   KEBAJIKAN

Kebajiajn atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangakan kebaikan pada hakekaatnnya sama dengan perbuatan moral yang sesuai dengan norma agama dan etika.
Manusia adalah pribadi yang utuh yang terdiri dari jiwa dan badan,  jika manusia itu sudah meninggal maka kedua hal tersebut akan terpisah.
Manusia merupakan makhluk sosial, hidup bermasyarakat, saling membutuhkan, saling menolong saling menghargai. Sebaliknya pula saling membenci, mencurigai, merugikan dan sebagainya.
Manusia dilengkapi kemampuan jasmani dan rohani dan fasilitas alam sekitarnya.
Kebijakan dapat kita lihat dari 3 segi, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebahgai masyarakat, manusia sebagai makhluk Tuhan.
Manusia dapat menentukan diri sendiri mana yang baik dan mana yang buruk. Baik buruk ditentukan  oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan hati yang mendesak seseorang. Sebab nilai suara hati itu sangat besar dan penying dalam hidup manusia. Suara hati selalu memilih yang baik. Oleh karena itu jika berbuat sesuatu dengan suara hatinya, perbuatan itu akan baik. Sebaliknya perbuatan atau tindakan berlawanan dengan suara hati kita, maka perbuatan atau tindakan akan buruk.
Setiap masyarakat adalah kumpulan pribdi-pribadi, sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya adalah kumpulan suara hati pribadi-pribadi dalam masyarakat itu.
Jadi baik maupun buruk dilihat dari suara hati sendiri. Sebagai makhluk Tuhan harus mendengar suara hati Tuhan juga. Suara Tuhan selalu membisikan agar manusia selalu berbuat baik dan mengelkkan perbuatan yang buruk. Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hokum Tuhan.
Namun adapula kebajikan yang semu yaitu kebajikan yang terselubung kebajikan. Kebajikan yang nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku seorang ada 3 hal yaitu:
·         Faktor pembawaan(heriditas)yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
·         Faktor lingkungan (environment) lingkunngan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir .lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga,sekolah,dan masyarakat.
·         Faktor ketiga yang membentuk tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pernah di peroleh.baik pengalaman yang pahit yang bersifat negative maupun pengalaman manis yang bersifat positif.memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai suatu pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.

D.   USAHAN/PERJUANGAN

Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita.setiap manusia harus berkerja keras dalam hidupnya,sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan.apabila manusia ingin kaya ia harus kerja keras apabila manuisa ingin menjadi ilmuwan maka ia harus belajar dan tekun memenuhi semua akademik. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.sebaliknya pemalas membuat manusia itu miskin,melarat dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri.
Dalam agamapun di perintahkan untuk berkerja keras sebagaimana dalam hadist yang diucapakan Nabi besar Muhammad S.A.W yang ditujukan kepada pengikutnnya:”Berkerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya,dan beriabdahlah kamu seakan kamu akan mati besok” Allah berfirman dalam Al-Ra’du ayat 11:”Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum,kecuali mereka merubah keadaan mereka sendiri””dari hadist ini manusia perlu berkerja keras untuk mengubah nasib mereka sendiri.
Untuk berkerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan.karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya.kemampuan itu terbatas pada fisik dan keterampilan/keahlian.orang dengan fisik lemah akan memperoleh penghasilan sedikit,keterampilan akan menghasilkan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai keterampilan/keahlian.karena itu mencari ilmu dan keahlian/keterampilan adalah sebuah keseharusan.sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra:”Tuntulah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat”dalam pendidikan dikatakan sebagai”long life education”.
Apabila system ini diangkat ke tingkat organisasi Negara,makan Negara akan mengatur perjuangan/usaha warga negarannya sedemikian rupa,sehingga perbedaan tingkat kemakmuran antara sesama warga Negara dapat dihilangkan atau tidak teralu mencolok.keadaan ini dapat dikaji melalui pandangan/ideology yang di anut suatu Negara.
Dalam Negara yang menganut ideologi liberalism,kesadaran individu yang lebih berperan untuk membantu individu lain yang kurang /tidak mampu berkerja keras memperoleh penghasilan yang layak.jika individu tidak punya  kesadaran atau tingkat kesadaran yang rendah  untuk membantu yang lain yang kurang/tidak mampu ,maka akan  muncul perjuangan bebas dan persaingan bebas.
Sebaliknya dalam Negara  yang menganut ideology komunis,Negara yang lebih berperan dalam mengatur usaha/perjuangan para waarga negaranya.setiap warga Negara harus tunduk dan patuh pada ketentuan yang ditetapkan Negara,bahkan dengan paksaan dan kekerasan.

E.   KEYAKINAN/KEPERCAYAAN

Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan tuhan.Menurut Prof.Dr.Harun Nasution,ada tiga aliran filsafat,yaitu aliran naturalisme,aliran inteletualisme,dan aliran gabungan.
a)     Aliran Naturalism
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi,kekuatan gaib itu natur dan itu dari tuhan.tetapi bagi yang tidak percaya pada tuhan.natur itulah yang tertinggi.
Bagi yang percaya tuhan,tuhan itulah kekuasaan teringgi.manusia adalah mahkluk ciptaan tuhan karena itu manusia mengabdi keapda tuhan berdasarkan ajaran-ajaran tuhan yaitu agama,ajaran agama itu ada 2 macam yaitu:
                                i.            Ajaran agama dogmatis, yang disampaikan oleh tuhan pada nabi-nabi.ajaran agama yang dogmatis bersifat mutlak(absolute),terdapat dalam kitab suci al-quran dan hadist.sifatnya tetap tidak berubah-ubah.
                              ii.            Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama,yaitu sebagai hasil pemikiran manusia,sifatnya relative(terbatas).ajaran agama dari pemuka-pemuka termasuk kebudayan,terdapat dalam buku-buku agama yang ditulis oleh pemuka-pemuka agama.sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jaman.
Apabila jaman naturalime ini dihubungkan dengan pandangan hidup.maka keyakinan itu bermula dari tuhan.jadi,pandangan hidup di landasi oleh ajaran-ajaran tuhan melalui agamanya.padangan hidup yang dilandasi bahwa tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup realigius(keagamaan)
Sebaliknya apabila manusia tidak mempercayai adanya tuhan,natur adalah kekuasaan tertinggi,maka kekuatan itu bermula dari kekuatan natur.pandangan hidup yang didasari oleh kekuatan natur sifatnya atheism.ini disebut pandangan hidup komunis.
b)     Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika/akal,manusia yang mengutamakan akal dengan akal manusia berpikir.manusia yakin bahwa dengan kekuatan berpikir(akal)kebajikan itu akan didapat dengan sukses.dengan akal diciptakan teknologi,teknologi adalah alat bantu untuk mencapai kebajikan maksimal,walaupun teknologi member akbiat yang bertentangan dengan hati nurani.
Akal berasal dari bahasa arab,artinya kalbu,yang berpusat di hati,sehingga timbul istilah”hati nurani”artinya daya rasa.aliran ini di anut oleh orang barat karna hati nurani mereka tipis yang menonjol adalah akal mereka.
Apabila aliran ini di hubungkan dengan pandangan hidup,maka keyakian manusia itu bermula dari akal.pandangan ini disebut liberalism,kebebsan akal menimbulkan kebabasan bertingkah laku dan berbuat.
c)     Aliran Gabungan
Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan akal.kekuatan gaib yaitu kekuatan yang berasal dari tuhan,percaya pada tuhan sebagai dasra keyakinan.sedangkan akal adalah dasar kebudayaan,yang menentukan benar tidaknya sesuatu.
Apabla aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup,maka akan timbul dua pandangan hidup.apabila keyakinan lebih berat akan logika berpikir sedangkan hati nurani di nomor duakan kekuatan gaib dari tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan dan logika berpikir ditekankan pada logika berpikir kolektif pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu gaib dari tuhan dan akal,kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang,akal dalam arti baik dalam logika berpikir maupun dalam hati nurani,logika berpikir baik secara individual maupun kolektif secara pandangan hidup ini disebut sosialisme-religius.

F.LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK

Manusia mempunyai pandangan hidup bagaimanpun bentuknya.kita harus mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini,karna hanya dengan langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik.adapun langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktifitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu mempunyai pandangan hidup,maka dapat kita pastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada,dan bahkan hidup itu ada sebelmu manusia diturunkan ke dunia.sedangkan kita sebagai mahkluk yang beragama,khususnya islam,kita mempunyai pandangan hidup yaitu al-quran,hadist dan ijmak ulama.

2.      Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidupb yang baik adalah mengerti.mengerti disni maksdunya yaitu mengerti tentang pandangan hidup itu sendiri.bagi yang berpandangan hidup pada agama islam hendaknya kita mengerti apa itu al-quran,hadist,dan jimak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Mengerti tentang pandangan hidup disini memegang peranan penting.karena dengan mengerti,ada kecenderungan mengikuti apa yang di dapat dalam pandangan hidup itu.
3.      Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu.dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai  kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan terhadap pandangan hidup itu sendiri.langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini,menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup,bertanya kepada orang yang lebih tau dan lebih berpengalaman terhadap pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri.
Langkah mengenai mengerti dan menghayati ini ada sikap penerimaan dan hal lain merupakanm langkah yang menentukan pada langkah yang selanjutnya. Bila dalam mengerti dan menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas,maka langkah selanjutnya akan memperkuat keyakinannya.
4.      Meyakini
Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh kepastian sehingga dapat dicapainya suatu tujuan hidupnya.dengan meyakini berarti secara langsungn ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup itu.dalam meyakini ini penting juga adanya iman yang teguh.sebab dengan iman yang teguh ini dia tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari luar dirinya yang menyebabkan dirinya tersugesti..
5.      Mengabdi
Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya.sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh diri kita sendiri.dan manfaat itu sendiri dapat terwujud di masa masih hidup atau pun seseudah meninggal yaitu di alam akhirat.
Jadi jika kita sudah menenal,mengerti,menghayati dan meyakini pandangan hidup ini maka selayaknya disertai dengan pengabdian
6.      Mengamankan

Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir.tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu aka nada proses mengamankan ini.langkah yang terakhir ini merupakan langkah yang paling terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.

Manusia dan Keadilan

MANUSIA DAN KEADILAN

A.   Pengertian Keadilan

Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan.
Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat.
Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

B.   Keadilan Sosial

Berbicara tentang keadilan, Anda tentu ingan dasar negara kita ialah Pancasila. Sila kelima Pancasila berbunyi : “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Keadilan dan ketidak adilan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan atau ketidak adilan setiap hari.
Keadilan sosial mengandung arti memelihara hak-hak individu dan memberikan hak-haknya kepada setiap orang yang berhak menerima karena manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri dalam memenuhi segala kebutuhannya.
C.   Berbagai Macam Keadilan

a)     Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.

b)    Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bila hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama.

c)     Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat.

d)    Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-erbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Barang siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan, artinya orang itu berbuat benar. Orang bodoh yang ujur lebih baik daripada orang pandai yang lancung.

e)     Kecurangan
Curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani.
Kecurangan menyebabkan manusian menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat di sekelilingnya hidup menderita. Orang seperti itu biasanya tidak senang bila ada yang melebihi kekayaannya. Padahal agama apa pun tidak membenarkan orang yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain, lebih pula mengumpulkan harta dengan cara yang curang. Hal semacam itu salam istilah agama tidak diridhoi Tuhan.


f)      Pemulihan Nama Baik
Nama baik merupakan suatu pencapaian atau tujuan utama orang hidup. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya baik atau tidak tercemar nama baiknya. Lebih-lebih jika dia menjadi teladan bagi orang atau tetangga di sekitarnya adalah suatu kebangganan batin yang tidak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungan nya dengan tingkah laku atau perbuatan. Baik atau tidaknya nama kita bergantung kepada diri kita sendiri menyikapi dan menjalani kehidupan kita bersosialisai atau bermasyarakat di sekitar kita.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.

g)     Pembalasan

Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yagn penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.

Manusia dan Keindahan

Manusia dan Keindahan

A.   Keindahan
Kata keindahan berasal dari kata indah,artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya.Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi,dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Keindahan juga bersifat universal,artinya tidak terikat oleh selera perseorangan,waktu dan tempat,selera mode,kedaerahan atau lokal.

a.  Apakah Keindahan Itu
Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Dalam pembatasan filsafat kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian,yakni :
a)         keindahan dalam arti yang luas
b)         keindahan dalam arti estetis murni
c)         keindahan dalam arti terbatas dalam hubungan dengan penglihatan

Pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
·         keindahan seni
·         keindahan alam
·         keindahan moral
·         keindahan intelektual
Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan penglihatan, yakni hanya berupa keindahan dari bentuk dan warna.

b.   Nilai Estestik
Nilai estestik adalah semata-mata suatu realita psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri.
Tentang nilai itu ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai obyektif, atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai ekstrinsik dan nilai instrinsik.
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Contoh:
1)      puisi bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik.
2)      tari, tarian Damarwulan-minakjinggo suatu tarian yang halus dan kasar dengan segala macam janis pakain dan gerak-geriknya.
c.    Komteplasi dan Ekstansi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yamg indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.

d.   Sebab Manusia menciptakan Keindahan
Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artiya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang.
Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati. Berikut ini akan dicoba menguraikan alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan;
1)         Tata nila yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derajat wanita lebih rendah dari derajat laki-laki.
2)         Kemerosotan zaman
Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemorosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.
Contoh karya seni berupa sanjak yang dikemukakan oleh W.S Rendra berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”.
3)         Penderitaan manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat kemanusiaan.
4)         Keagunaan tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan.

a.    Keindahan Menurut Pandangan Romatik
Dalam buku AN Essay on Man (1954),Emas Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pernah selesai diperdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan kata-kata penyair romatik John Keats(1795-1821) sebagai pegangan.Dalam Edymion dia berkata:

A thing of beuty is a joy forever
Its loveliness iscreases ; it wil never pass nothingness

Bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pernah berlalu ke ketiadaan.
Mengenai keindahan, Coleridge mengutip shakespeare (1564-1616) dalam karyanya midsummer night: Thing base and vile holding no quality/love can transpose to from and dignity”.yaitu sesuatu yang rendah dan tidak mempunyai nilai, dapat berubah dan menjadi berarti.
Hakekat negatif capability adalah suatu proses. keraguan, ketidaktentuan dan misteri adalah suatu proses.

B.   Renungan

Renungan berasal dari kata renung: artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. teori-teori itu ialah: teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologik.

a)     TEORI PENGUNGKAPAN
Seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia, expression adalah sama dengan intuition.dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan(images).
b)    TEORI METAFISIK
Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati,konsep keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan(imitation theory).
c)     TEORI PSIKOLOGIS
Teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari kinginan-keinginan itu.

C.   Keserasian

Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan,ukuran dan seimbang.
Dalam pengertian perpaduan misalnya ,orang berpakain harus dipadukan warnanya bagian atas dengan bagian bawah. Dalam keindahan ini sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kulitas/pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualita yang paling sering disebut kesatuan (unity). Keselarasan (harmony), kesengtakupan (symetry), keseimbangan (balance), dan keterbalikan (contrast). Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauti is untiy of formal realition among our sence-perception).




a.     TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif. Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan merupakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya trdapat dalam alam pikiran orang yang mengamati benda tersebut.
Pendukung teori obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung teori subyektif ialah Henry Home, Earlof Shafessbury, dan Edmund Burke.
Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan,terlepas dari orang yang mengamatinya.

b.     TEORI PERIMBANGAN
Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari benda-benda: Kwalita bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abad 5 sebelum Masehi sampai abad 17 di Eropa.
Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke-17 masehi selama 22 abad.Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni. Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-beda.